Dari Abu Dzar Radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam, beliau bersabda : “Bagi masing-masing ruas dari anggota tubuh
salah seorang di antara kalian harus dikeluarkan sedekah. Setiap tasbih
(Subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (Alhamdulillah) adalah
sedekah, setiap tahlil (Laa Ilaaha Illallaah) adalah sedekah, menyuruh
untuk berbuat baik pun juga sedekah, dan mencegah kemunkaran juga
sedekah. Dan semua itu bisa disetarakan ganjarannya dengan dua rakaat
shalat Dhuha”. [HR Muslim 720]
Hadits Abud Darda dan Abu Dzar Radhiyallahu ‘anhuma, dari Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Allah Yang Mahaperkasa lagi
Mahamulia, dimana Dia berfirman. “Wahai anak Adam, ruku’lah untuk-Ku
empat rakaat di awal siang, niscaya Aku mencukupimu di akhir siang” [HR
Ahmad VI/440 dan 451 dan HR At-Tirmidzi 475]
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, dia bercerita, dia berkata
:”Tidak ada yang memelihara shalat Dhuha kecuali orang-orang yang
kembali kepada Allah (Awwaab)”. Dan dia mengatakan, “Dan ia merupakan
shalatnya orang-orang yang kembali kepada Allah (Awwaabin)”.
Diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dan Al-Hakim. [HR Ibnu Khuzaimah
(II/228), Al-Hakim (I/314), Ath-Thabrani (II/279-Majma’ul Bahrain)]
Hadits Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu : “Bahwa Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam pernah mengerjakan shalat Dhuha enam rakaat” [HR
At-Tirmidzi 273]
Hadits Ummu Hani, di mana dia bercerita :”Pada masa pembebasan kota
Makkah, dia mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika
beliau berada di atas tempat tinggi di Makkah. Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam beranjak menuju tempat mandinya, lalu Fathimah
memasang tabir untuk beliau. Selanjutnya, Fatimah mengambilkan kain
beliau dan menyelimutkannya kepada beliau. Setelah itu, beliau
mengerjakan shalat Dhuha delapan rekaat” [HR Al Bukhari 1176]
Hadits Abud Darda Radhiyallahu ‘anhu, di mana dia bercerita, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Barangsiapa mengerjakan shalat Dhuha dua rakaat, maka dia tidak
ditetapkan termasuk orang-orang yang lengah. Barangsiapa shalat empat
rakaat, maka dia tetapkan termasuk orang-orang yang ahli ibadah.
Barangsiapa mengerjakan enam rakaat maka akan diberikan kecukupan pada
hari itu. Barangsiapa mengerjakan delapan rakaat, maka Allah
menetapkannya termasuk orang-orang yang tunduk dan patuh. Dan
barangsiapa mengerjakan shalat dua belas rakaat, maka Allah akan
membangunkan baginya sebuah rumah di Surga. Dan tidaklah satu hari dan
tidak juga satu malam, melainkan Allah memiliki karunia yang
danugerahkan kepada hamba-hamba-Nya sebagai sedekah. Dan tidaklah Allah
memberikan karunia kepada seseorang yang lebih baik daripada
mengilhaminya untuk selalu ingat kepada-Nya” Diriwayatkan oleh
Ath-Thabrani.
***
Dan shalat Dhuha yang dikerjakan dua rakaat dua rakaat, telah
ditunjukkan oleh keumuman sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
:”Shalat malam dan siang itu dua rakaat dua rakaat”
Dan seorang muslim boleh mengerjakan shalat Dhuha empat rakaat secara
bersambungan, sebagaimana layaknya shalat wajib empat rakaat. Hal itu
ditunjukkan oleh kemutlakan lafazh hadits-hadits mengenai hal tersebut
yang telah disampaikan sebelumnya, seperti sabda Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam :”Ruku’lah untuk-Ku dari permulaan siang empat
rakaat”. Dan juga seperti sabda beliau :”Barangsiapa mengerjakan shalat
(Dhuha) empat rakaat maka dia ditetapkan termasuk golongan ahli ibadah”
Wallahu a’lam
_________
[Disalin dari kitab Bughyatul Mutathawwi Fii Shalaatit Tathawwu, Edisi
Indonesia Meneladani Shalat-Shalat Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam, Penulis Muhammad bin Umar bin Salim Bazmul, Penerbit Pustaka
Imam Asy-Syafi’i]
EmoticonEmoticon